banyu biru berpasir menyapaku
kristal berkilau sepanjang bibir purnama
tapi ku diami dengan angkuhku
entah kenapa ku biarkan hatiku seperti ini
maaf, sesadar apa pun kau tetap ada dalam banyu itu
walau kenyataan kau akan menghabiskan lahab dataranku
dataranmu,
tapi ku yakin kau tak sepeduli aku
perpisahan ternyata menjadi harga mahal tuk sebuah kenangan
walau ku tersadar airmatamu dahulu pernah membanjiri entah untuk siapa
kenyataan banyu biru berpasang angin melahiri sebuah ombak
membentuki dataran berpasir, dimana dulu kakiku enggan tuk menapak
di pantai itupun bayangmu masih berdiri, bersama jiwa tak bertuan
kasih yang hilang kini ku temui , membayang tak berwujud tapi ku tetap memeluk
untuk air mata yang dulu tak sempat tuk ku tangisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar